TajukJurnalis.id, NASIONAL – Rencana Pemerintah Republik Indonesia untuk mengevakuasi sebagian warga Gaza banyak menuai sorotan publik baru-baru ini, dimana dalam keterangannya yang di kutip dari kompas.id, bahwa Presiden RI memperkirakan jumlah pengungsi Palestina yang bisa diangkut ke Indonesia pada gelombang pertama sekitar 1.000 orang.
Para pengungsi akan berada di Indonesia untuk sementara sampai pulih kembali. Setelah sehat dan kondisi Gaza memungkinkan, para pengungsi bisa kembali ke daerah asalnya.
Rencana tersebut terlihat baik dan sangat mulia namun pernyataan tersebut mendapat sorotan publik terlebih dari akademisi kampus Universitas Pohuwato.
Edy Sijaya dalam pandangannya menerangkan, bahwa itikad baik dari pemerintah begitu besar namun dalam melakukan evakuasi warga Gazah ke Indonesia, Presiden RI harus melakukan upaya komunikasi politik ke wilayah tersebut.
“Jangan sampai keinginan pemerintah RI menimbulkan dampak bagi warga itu sendiri,”jelas Edy Sijaya kepada awak media, jumat (25/04/2025).
Menurutnya, walaupun itikad baik tersebut dilakukan oleh pemerintah RI, pasti warga Palestina itu sendiri tidak akan mungkin mau meninggalkan tempat tinggalnya, sekalipun nyawa taruhannya.
“Perlu adanya kajian hukum lebih lanjut, sebab kita harus melihat aspek hukum internasional jangan sampai itikad baik ini akan di salah tafsirkan oleh warga Gazah sebagai perluasan wilayah Israel dalam hal mengambil tempat tinggal mereka,”ungkap Edy Sijaya.
Dalam pandangan Politik, Edy Sijaya melirik bahwa Israel akan menganggap pemerintah Indonesia ingin ikut campur mengambil kebijakan untuk mengevakuasi warga Gazah tersebut.
“Dievakuasi saja disana jangan di relokasi, karena setau saya ada rumah sakit atau tempat pengungsian yang di fasilitasi oleh beberapa negara tetangga, untuk membantu para korban kemanusiaan,”pungkasnya.