TajukJurnalis.id, POHUWATO – Tertarik jadi petani, Pemuda asal Desa Padengo, Kecamatan Popayato Barat Djefri Tangkoe (38) rela meninggalkan tempat perantauan (Kalimantan Timur) sebagai tempat bekerja untuk kembali ke kampung halaman agar bisa mengajarkan kepada anak dan istrinya agar bisa berkebun.
Sebab dari sejak meninggalkan kampung halaman selama 23 tahun lebih di perantauan, Djefri Tangkoe tertarik untuk mengembangkan lahan kebun yang di wariskan oleh ayah tercinta.
Lahan yang cukup untuk di tanami pangan itu pun menarik minat dirinya, terlebih saat ini lonjakan harga bahan pokok dan daya jual pasar yang naik menjadi perhatian.
Saat ini Djefri Tangkoe mengambil peluang bertani bersama 4 saudaranya, terlebih semenjak ayahanda tercinta meninggal, pesan yang menjadi wasiat itu pun di jalankan, agar kelak anak dan cucu dapat merasakan jerih payah dari mendiang ayah Mereka.
Perantauan kata Djefri, hanya tempat sementara mengais rezeki semata dan alhasil tempat kembali adalah kampung halaman tercinta.
Motivasi yang di miliki Djefri Tangkoe, berawal dari semangat mendiang ayah Mereka bertani hingga dapat membesarkan ke 5 saudaranya, bahkan hasil kebun yang dimiliki saat ini dapat di rasakan oleh anak dan cucu dari ayahanda tercinta.
Sampai saat ini terlihat luas lahan yang mulai di kembangkan dan di garap seluas -+ 12 hektar.
Semangat bertani pun saat ini di ajarkan Djefri kepada anak-anaknya agar kelak dapat mengikuti dan menjadi contoh di kemudian hari.
“Dari saya sendiri, berjuang jangan lihat hasilnya tapi rasakan bagaimana proses mengajarkan kita, jangan lihat hari ini tapi esok dan di kemudian hari anak anak kita yang akan berbicara,”tandasnya.